Dubes Xiao Qian:Stabilitas Tiongkok bagi Kemajuan Ekonomi Dunia

2019-04-06 00:00

Pada tanggal 5 April, Harian Kompas terbit artikel Dubes Xiao Qian berjudul Stabilitas Tiongkok bagi Kemajuan Ekonomi Dunia. Full text sebagai berikut:

Stabilitas Tiongkok bagi Kemajuan Ekonomi Dunia

Tiongkok telah membulatkan tekad untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tinggi dan memperluas keterbukaan terhadap dunia luar. Hal ini dinyatakan dalam dua pertemuan akbar tahunan yang baru saja usai digelar di Beijing, yaitu Sesi Ke-2 Kongres Rakyat Nasional Ke-13 dan Sesi-2 Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok Ke-13. Kedua pertemuan ini menetapkan tugas dan arah bagi pembangunan nasional Tiongkok, sekaligus menegaskan tekad Tiongkok untuk menjadi tenaga pendorong bagi perekonomian dunia yang saat ini sedang menghadapi tekanan besar.

Ekonomi Tiongkok Tahun 2018 “Maju dalam Stabilitas”

Perekonomian Tiongkok sepanjang tahun 2018 tetap bergairah walaupun menghadapi situasi domestik maupun internasional yang rumit di tengah tekanan kemerosotan ekonomi global.

Aspek pertama dari performa ekonomi Tiongkok ini adalah adanya dasar yang kuat bagi terwujudnya “stabilitas”. Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok pada tahun 2018 telah menembus angka 90 triliun yuan (US$13,4 triliun) dan mengalami pertumbuhan sebesar 6,6 persen. Pertumbuhan ini telah melebihi target 6,5 persen yang ditetapkan sebelumnya. Di antara lima kekuatan ekonomi terbesar dunia, pertumbuhan ekonomi Tiongkok adalah yang tertinggi, dan telah menyumbang hampir 30 persen bagi pertumbuhan ekonomi global. Di samping itu, kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Tiongkok adalah sebesar 2,1 persen, yang masih lebih rendah daripada target 3 persen yang ditetapkan sebelumnya. Tiongkok juga telah menciptakan 13,6 juta kesempatan kerja baru di perkotaan maupun pedesaan, dengan tingkat pengangguran yang dijaga stabil pada kisaran 5 persen yang relatif rendah.

Aspek kedua adalah adanya sinyalemen “kemajuan”. Kontribusi sektor jasa terhadap pertumbuhan ekonomi nasional Tiongkok telah mendekati 60 persen, sedangkan konsumsi energi per unit PDB menurun sebesar 3,1 persen. Rata-rata sebanyak 18 ribu perusahaan baru didirikan setiap harinya di Tiongkok sepanjang tahun 2018, dengan jumlah total pemain pasar utama telah menembus 100 juta perusahaan. Nilai total ekspor dan impor produk komoditas telah menembus 30 triliun yuan (US$4,4 triliun), sedangkan nilai total investasi asing yang telah direalisasikan di Tiongkok mencapai US$138,3 miliar, yang menempatkan Tiongkok pada posisi terdepan di antara negara-negara berkembang. Tiongkok juga terus menunjukkan prestasi dalam bidang inovasi teknologi tinggi, termasuk di antaranya peluncuran misi eksplorasi bulan Chang’e 4.

Aspek ketiga adalah awal yang “baik”. Tahun 2018 adalah tahun pertama Tiongkok melancarkan program “tiga pertempuran akbar”, yaitu untuk mengurai ancaman risiko utama, mengurangi kemiskinan, dan mencegah polusi. Sepanjang tahun yang krusial ini, rasio solvabilitas makro di Tiongkok cenderung stabil, sedangkan performa finansial Tiongkok secara umum juga dalam kondisi stabil. Tiongkok telah mengurangi jumlah penduduk miskin di pedesaan sebanyak 13,86 juta jiwa, dan telah merelokasikan 2,8 juta penduduk miskin. Selain itu, pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) per kapita warga Tiongkok mengalami pertumbuhan real sebesar 6,5 persen. Sedangkan dalam hal pengurangan polusi, Tiongkok telah berhasil menurunkan nilai konsentrasi partikel polutan PM2,5.

Kesulitan adalah awal bagi keberhasilan. Prestasi Tiongkok ini tidak datang dengan mudah. Pencapaian ini juga semakin memperkuat stamina, daya tahan, serta keteguhan Tiongkok untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi. PM Tiongkok Li Keqiang dalam laporan kerja pemerintah telah menyatakan bahwa segenap rakyat Tiongkok yang bekerja di bawah panduan Presiden Xi Jinping dalam menciptakan sosialisme yang berkarakteristik Tiongkok itu memiliki keberanian, kebijaksanaan, dan kekuatan untuk mengatasi segala kesulitan. Dengan demikian, lanjut PM Li Keqiang, tidak akan ada hambatan yang tidak bisa dilalui dalam upaya Tiongkok mewujudkan kemajuan negara.

Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok 2019 yang Berkualitas Tinggi akan Menghadirkan Kesempatan Baru bagi Dunia

Dalam jangka panjang, momentum perekonomian Tiongkok yang positif tidak akan berubah. Pada saat ini Tiongkok sedang menghadapi situasi domestik maupun internasional yang semakin rumit dengan tantangan risiko yang semakin besar. Namun perekonomian Tiongkok memiliki daya tahan, potensi, dan energi inovatif yang memadai untuk menghadapi segala tantangan itu. Untuk tahun 2019, pemerintah Tiongkok menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6 hingga 6,5 persen. Angka ini merupakan hasil dari penilaian rasional terhadap perekonomian Tiongkok yang terus mempertahankan kecepatan dan kualitas yang relatif tinggi. Moderasi angka prediksi pertumbuhan ini bermanfaat untuk mendorong transformasi ekonomi Tiongkok dari pertumbuhan yang berkecepatan tinggi menjadi pertumbuhan yang berkualitas tinggi. Moderasi ini juga membantu dalam merealisasikan berbagai tuntutan dari berbagai bidang, seperti menstabilkan ketersediaan lapangan kerja, menciptakan masyarakat yang sejahtera, serta mengurai berbagai ancaman risiko utama. Moderasi pertumbuhan Tiongkok juga membantu dalam menjamin adanya ruang gerak bagi transformasi pola struktural dan perubahan motor utama perekonomian nasional. Tujuan utama dari moderasi ini adalah untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sosialis yaitu “menstabilkan pertumbuhan, menjamin ketersediaan lapangan kerja, dan meningkatkan taraf hidup rakyat”.

Tiongkok juga tidak akan mengubah tekadnya dalam mendorong keterbukaan terhadap dunia luar secara menyeluruh. Dalam beberapa tahun ini, Tiongkok telah mengambil sejumlah langkah reformasi, termasuk pemotongan cukai, penyederhanaan administrasi dan desentralisasi pemerintahan, serta perbaikan layanan. Tujuan dari langkah reformasi ini adalah untuk menggairahkan pasar dan memperbaiki lingkungan berbisnis di Tiongkok. Lingkungan berbisnis di Tiongkok telah mengalami kemajuan signifikan seiring dengan diterbitkannya “UU Investasi Asing” dan berbagai regulasi terkait lainnya. Tiongkok juga semakin memperluas ruang lingkup program keterbukaan dan mengoptimalkan distribusi program keterbukaan, demi mewujudkan kemajuan bersama antara Tiongkok dan negara-negara lain di dunia.

Selain itu, Tiongkok juga akan meneruskan kerja sama dengan negara-negara lain dalam merealisasikan Inisiatif Belt and Road (B&R). Inisiatif B&R didasarkan pada prinsip “pembahasan bersama, pembangunan bersama, dan pemanfaatan bersama”. Inisiatif ini memang berasal dari Tiongkok, namun merupakan milik bersama seluruh dunia. Dalam lima tahun terakhir ini, Tiongkok sudah menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan B&R dengan 150 negara dan organisasi internasional. Sejumlah program kerja sama ini telah menampakkan hasil nyata, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf kehidupan rakyat di banyak negara yang turut berpartisipasi. Pada tahun 2019 ini, Tiongkok akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi Internasional B&R Ke-2. Tiongkok bertekad untuk terus melangkah bersama negara-negara lain dalam mewujudkan pembangunan B&R yang berkualitas, demi menciptakan kesempatan pertumbuhan yang lebih besar bagi berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Tiongkok juga bertekad untuk meneruskan kebijakan multilateralisme dan menang bersama. Pada saat ini dunia menghadapi ancaman kecenderungan proteksionisme dan unilateralisme, perlambatan ekonomi global, serta peningkatan faktor instabilitas dan ketidakpastian. Dalam kondisi demikian, Tiongkok berteguh untuk senantiasa mempertahankan prinsip multilateralisme, memperkuat kerja sama internasional, memperjuangkan globalisasi dan perdagangan bebas, serta mengejar pertumbuhan yang inklusif dan menguntungkan bagi semua pihak. Tiongkok berusaha menjadi faktor penstabil utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang positif.

Tiongkok akan terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan negara-negara dunia, termasuk Indonesia, demi mengatasi berbagai kesulitan zaman dan demi berkembang bersama. Kerja sama ini diharapkan akan menjadi tenaga penggerak yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi dunia di masa mendatang.