Baru-baru ini,Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, menulis sebuah artikel dengan judul “Menjaga Stabilitas dan Berbagi Peluang,‘Dua Sesi’ Tiongkok Menyusun Cetak Biru Baru untuk Keterbukaan terhadap Dunia Luar”, yang mana telah diterbitkan di KOMPAS and The Jakarta Post. Artikel selengkapnya sebagai berikut:
Dunia:Membutuhkan Stabilitas lebih dari Sebelumnya
Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi selama satu abad. Ekonomi global mengalami penyesuaian mendalam. Tantangan seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan ketahanan energi semakin menonjol. Beberapa negara maju malah mengabaikan tren umum perkembangan global dan sering menggunakan tarif sebagai senjata dagang untuk mengekang perkembangan negara lain dengan hambatan perdagangan.
Integrasi ekonomi dunia telah menjadi tren yang tidak dapat diubah lagi. Semua negara saling bergantung dan rantai pasokan global sangat terintegrasi. Setiap upaya untuk memecah pasar secara artifisial akhirnya akan "menembak kaki sendiri". Menghadapi kenyataan lemahnya pemulihan ekonomi global, negara-negara di seluruh dunia membutuhkan stabilitas, kerja sama, dan solusi untuk menang bersama lebih dari sebelumnya.
Tiongkok: Kekuatan Kunci bagi Stabilitas Global
Pada tahun 2024, menghadapi situasi yang kompleks dan serius akibat meningkatnya tekanan eksternal dan kesulitan internal, ekonomi Tiongkok berhasil melaju membelah ombak dan mencapai pertumbuhan sebesar 5%. Sidang parlemen "Dua Sesi" Tiongkok 2025 yang baru saja berakhir mengirimkan sinyal yang jelas kepada dunia bahwa ekonomi Tiongkok terus bergerak maju dengan mantap dan terus membuka diri lebih luas terhadap dunia. Laporan Kerja Pemerintah menetapkan target pertumbuhan PDB Tiongkok sekitar 5% untuk tahun 2025 berdasarkan penilaian keseluruhan bahwa tren jangka panjang dasar ekonomi Tiongkok yang positif tetap tidak berubah. Meskipun pencapaian tujuan ini menghadapi tantangan seperti meningkatnya hambatan tarif, lingkungan eksternal yang lebih kompleks, serta kurangnya permintaan domestik yang efektif, tantangan-tantangan ini sudah diperkirakan dan dapat diatasi dengan upaya keras. Tiongkok memiliki keunggulan sistem yang signifikan, kondisi yang menguntungkan termasuk pasar berskala besar, sistem industri yang lengkap, dan sumber daya manusia yang melimpah, mekanisme tata kelola yang efektif dengan perencanaan jangka panjang, pengendalian ilmiah, dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta ruang pertumbuhan yang luas untuk peningkatan permintaan, optimalisasi struktur, dan transformasi tenaga pendorong. Dengan keyakinan penuh, Tiongkok siap menghadapi berbagai tantangan untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi dan masyarakat tahunan.
Di tengah persaingan teknologi global yang semakin ketat, Tiongkok akan terus berpegang pada pembangunan yang didorong oleh inovasi, yang tidak hanya mendorong transformasi ekonominya sendiri, tetapi juga memberikan peluang baru bagi kemajuan teknologi dan peningkatan industri global. "Industri Masa Depan" dan "Kecerdasan Buatan Plus(AI+)" telah menjadi kata-kata viral di “Dua Sesi” tahun ini. Teknologi model bahasa besar yang diwakili oleh DeepSeek telah memcapai kemajuan terobosan, yang secara signifikan menurunkan ambang batas aplikasi AI. Robot dari Unitree Robotics China telah memecahkan blokade teknologi dan hambatan harga tinggi di beberapa negara. Kemajuan teknologi antarmuka otak-komputer dari BrainCo China diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pasien. Kelompok Sahabat untuk Kerja Sama Internasional dalam Pembangunan Kapasitas AI(Group of Friends for International Cooperation on AI Capacity Building) yang diprakarsai oleh Tiongkok di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menyuntikkan momentum kuat untuk transformasi dan peningkatan ekonomi, secara nyata memajukan kesetaraan perkembangan teknologi, serta memungkinkan dunia berbagi dividen dari pengembangan AI.
Tiongkok-Indonesia: Menjadi Kekuatan Konstruktif untuk Mendorong Perkembangan Bersama
Tahun ini menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Indonesia, serta peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika, yang membawa peluang penting bagi perkembangan hubungan kedua negara. Sebagai negara berkembang utama, emerging market, dan anggota utama Global South, Tiongkok dan Indonesia sama-sama memahami bahwa pembangunan damai, saling menguntungkan, dan menang bersama merupakan cara yang tepat untuk berinteraksi. Dalam situasi internasional yang kompleks saat ini, Tiongkok dan Indonesia semakin memperkuat kerja sama strategis secara keseluruhan, menjadi Mitra Strategis Komprehensif yang lebih dekat, dan membangun Komunitas Senasib Sepenanggungan yang memiliki pengaruh regional maupun global. Hal ini tidak hanya akan menguntungkan rakyat kedua negara, tetapi juga menciptakan lingkungan yang baik bagi pembangunan damai di kawasan Asia.
Pepatah Tiongkok kuno mengatakan"berlayar bersama dalam satu perahu", dan kini masyarakat internasional perlu “bersama menghadapi tantangan dalam satu dunia bumi”.. Saat ini, negara-negara di dunia saling bergantung secara mendalam, perkembangan berbagai negara saling memperngaruhi, seluruh dunia saling berkaitan erat, serta umat manusia memiliki nasib yang sama. Hanya dengan bekerja sama dan menghadapi tantangan bersama, kita dapat mengatasi kesulitan dan menciptakan masa depan bersama. Tiongkok memiliki keyakinan untuk menghadapi tantangan bersama dengan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, dan berperan sebagai jangkar stabilitas dan sumber tenaga bagi ekonomi dunia, serta kekuatan konstruktif guna mendorong pembangunan bersama global.