Puan Maharani Pimpin Delegasi RI di Pertemuan Tingkat Tinggi Indonesia-Tiongkok

2016-08-05 17:00

 

GUIYANG - Hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok kian pesat. Sejak Presiden Joko Widodo menjabat 2014 lalu, setidaknya sudah empat kali Jokowi bertemu dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, di samping pertemuan penting dalam forum resmi kenegaraan lainnya.

Kerja sama pun terjalin di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dalam rentang waktu enam tahun terakhir, hubungan Indonesia-Tiongkok telah menghasilkan setidaknya 60 kesepakatan, 20 di antaranya merupakan kesepakatan kerja sama hubungan antarmasyarakat kedua negara (people to people exchange)

Setelah pertemuan pertama High Level People to People Exchange Mechanism di Jakarta pada Mei 2015 lalu berjalan dengan sukses menghasilkan sejumlah kerja sama konkret kedua negara, pada awal Agustus 2016 ini pertemuan serupa untuk kedua kalinya digelar di Guiyang, Tiongkok, Senin (1/8).

Sama seperti pada pertemuan pertama, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, memimpin delegasi RI yang terdiri atas Menristek dikti, Dubes RI untuk RRT, para deputi kementerian, dan jajaran eselon I kementerian/lembaga negara.

"Kami percaya pertemuan telah mencapai hasil yang signifikan bagi pengembangan dan peningkatan kerjasama kedua negara, khususnya di bidang hubungan antarmasyarakat. Kerjasama ini diharapkan dapat membangun suatu dunia yang sehat dan aman, suatu dunia yang setiap orang dapat hidup dalam suasana damai, suatu dunia yang terdapat keadilan dan kemakmuran untuk setiap orang, dan suatu dunia dengan nilai kemanusiaan mencapai kejayaannya yang penuh," kata Puan.

Menko PMK juga memaparkan sejumlah potensi kerja sama yang bisa dijalin antara Indonesia dengan Tiongkok terkait tugas pokok dan fungsinya.

Potensi kerjasama itu antara lain pada bidang pendidikan, industri kreatif (media), kesehatan, pariwisata, kepemudaan, dan olahraga. "Saya yakin bahwa bidang-bidang kerjasama tersebut akan memberikan manfaat bagi kedua negara," papar Puan.

Dalam kerja sama dalam bidang ristek dikti, Menko PMK berharap Pemerintah Tiongkok dapat bekerja sama meningkatkan kapasitas riset dan teknologi melalui investasi, alih teknologi, pelatihan dan pengembangan produk bersama. Selain itu, Puan juga mengharapkan pemberian beasiswa Pemerintah Tiongkok kepada mahasiswa Indonesia bisa terus meningkat, terutama untuk jenjang pendidikan tinggi dan pendidikan vokasional berbagai jurusan.

Untuk kerja sama bidang kebudayaan, Puan berharap jalinan kerjasama itu dapat memperkuat promosi budaya hingga meningkatkan pemahaman budaya kedua negara. Dia sangat setuju akan inisiasi kesepakatan 'Pernyataan Kehendak' Indonesia-Tiongkok mengenai pendirian Pusat Budaya Timbal Balik yang ditandatanganinya pada pertemuan tingkat tinggi ini. 

Di samping kerjasama kebudayaan, Menko PMK juga mengajak Tiongkok untuk bekerja sama di sektor wisata dengan mendorong target 10 juta wisatawan dua arah sebagaimana konsesus kedua presiden. Pemerintah Indonesia  juga telah menetapkan aturan bebas visa bagi wisatawan asal Tiongkok.

"Saya juga menyambut baik kerjasama 'Giant Panda' Indonesia - Tiongkok yang telah disepakati tahun 2013 lalu. Lembaga terkait di Indonesia telah siap menerima kedatangan 'Giant Panda' Tiongkok. Saya sepakat bahwa hewan Panda akan menjadi simbol persahabatan dan kerjasama erat Indonesia-Tiongkok," tambah Puan.

Potensi kerja sama yang ingin digalang lainnya adalah bidang kepemudaan. Menko PMK memandang perlu untuk meningkatkan lagi program pertukaran pemuda kedua negara. Hal ini penting karena pemuda yang saling memahami baik Indonesia maupun Tiongkok sangat diperlukan dan akan menjamin keberlanjutan hubungan kerja sama kedua negara yang sudah sejak lama dirintis. (adk/jpnn)