Pernyataan Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok

2022-08-03 11:04

Pada tanggal 2 Agustus 2022, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi mengunjungi wilayah Taiwan, Tiongkok tanpa menghiraukan penentangan keras dan representasi serius pihak Tiongkok. Tindakan tersebut secara serius melanggar prinsip Satu-Tiongkok dan Tiga Komunike Bersama Tiongkok-AS, secara serius menggoyangkan landasan politik hubungan Tiongkok-AS, secara serius membahayakan kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok, dan secara serius merusak perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan, serta mengirimkan sinyal yang sangat salah kepada kelompok separatis "kemerdekaan Taiwan". Pihak Tiongkok dengan tegas menentang dan keras mengecam tindakan tersebut, dan telah melakukan demarche serius dan protes keras kepada pihak AS.

Hanya ada satu Tiongkok di dunia. Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok. Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh Tiongkok. Hal ini telah diakui dengan jelas dalam Resolusi 2758 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1971. Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, 181 negara telah menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok berdasarkan prinsip Satu-Tiongkok. Prinsip Satu-Tiongkok merupakan konsensus umum masyarakat internasional dan norma dasar yang diakui secara universal dalam hubungan internasional.

Pada tahun 1979, AS membuat komitmen jelas di Komunike Bersama Tiongkok-AS tentang Pembentukan Hubungan Diplomatik -- "Amerika Serikat mengakui Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok sebagai satu-satunya Pemerintah Tiongkok yang sah. Dalam konteks ini, rakyat Amerika Serikat akan mempertahankan hubungan budaya, komersial, dan hubungan Non-Pemerintah lainnya dengan rakyat Taiwan." Kongres, sebagai bagian dari pemerintahan AS, secara inheren berkewajiban untuk ketat mematuhi kebijakan satu-Tiongkok dari Pemerintah AS, dan tidak melakukan pertukaran pemerintah apa pun dengan wilayah Taiwan Tiongkok. Tiongkok selama ini menentang anggota kongres AS berkunjung ke wilayah Taiwan Tiongkok, dan lembaga eksekutif AS memiliki tanggung jawab untuk menghentikan kunjungan semacam itu. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pelosi adalah pemimpin petahana Kongres AS, kunjungan dan kegiatannya di Taiwan, dalam bentuk apa pun dan untuk alasan apa pun, merupakan eskalasi pertukaran pemerintah AS dengan Taiwan yang menjadi provokasi politik besar. Tiongkok sama sekali tidak menerima ini, dan rakyat Tiongkok sama sekali menolak ini.

Masalah Taiwan adalah isu paling penting, paling inti dan paling sensitif dalam hubungan Tiongkok-AS. Saat ini Selat Taiwan sedang menghadapi babak baru ketegangan dan tantangan berat, dan penyebab mendasarnya adalah tindakan berulang-ulang oleh otoritas Taiwan dan Amerika Serikat yang terus mengubah status quo. Otoritas Taiwan terus mencari dukungan AS untuk agenda kemerdekaan mereka. Mereka menolak untuk mengakui Konsensus 1992, berusaha sekuat tenaga untuk mendorong "de-sinisisasi", dan mempromosikan "kemerdekaan inkremental". Sedangkan Amerika Serikat berusaha menggunakan Taiwan untuk menahan Tiongkok, terus-menerus mendistorsi, mengaburkan, dan melubangi prinsip satu-Tiongkok, meningkatkan pertukaran resminya dengan Taiwan, mendukung dan mendorong kegiatan separatis "kemerdekaan Taiwan". Manuver ini seperti bermain dengan api, sangatlah berbahaya. Mereka yang bermain dengan api akan terbakar sendiri.

Posisi Pemerintah dan rakyat Tiongkok atas pertanyaan Taiwan konsisten. 1,4 miliar lebih rakyat Tiongkok berkeinginan tegas untuk mempertahankan kedaulatan negara dan integritas teritorial. Mewujudkan penyatuan negara juga merupakan aspirasi bersama dan tanggung jawab suci semua putra dan putri bangsa Tiongkok. Kehendak rakyat tidak bisa ditolak, tren zaman tidak bisa dibalikkan. Negara manapun, kekuatan apapun, individu siapapun, jangan salah memperkirakan tekad tegas, kemauan kuat dan kemampuan besar pemerintah dan rakyat Tiongkok untuk mempertahankan kedaulatan negara dan integritas teritorial serta mencapai penyatuan negara dan kebangkitan bangsa. Tiongkok pasti akan mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya dengan tegas, sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS ke wilayah Taiwan, Tiongkok. Segala akibat yang timbul darinya harus ditanggung oleh pihak AS dan kelompok separatis "kemerdekaan Taiwan".

China dan Amerika Serikat adalah dua negara besar. Cara yang tepat bagi interaksi kedua pihak hanyalah saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, menghindari konfrontasi, dan bekerjasama dengan saling menguntungkan. Pertanyaan Taiwan secara murni merupakan urusan internal Tiongkok, tidak ada negara lain berhak untuk bertindak sebagai hakim atas pertanyaan Taiwan. Tiongkok secara serius mendesak Amerika Serikat untuk berhenti memainkan "kartu Taiwan", berhenti menggunakan pertanyaan Taiwan untuk memberangus Tiongkok. AS harus berhenti mencampur tangan dalam urusan Taiwan, berhenti mengintervensi urusan dalam negeri Tiongkok, berhenti mendukung dan berkomplot dengan kekuatan separatis "kemerdekaan Taiwan" dalam bentuk apa pun. AS harus menghentikan tindakan yang tidak sesuai komitmennya pada pertanyaan Taiwan. AS harus berhenti mendistorsi, mengaburkan, dan melubangi prinsip satu-Tiongkok. AS harus mematuhi prinsip satu-Tiongkok dan ketentuan dalam tiga komunike bersama Tiongkok-AS secara ketat dengan tindakan nyata, menunaikan komitmen pemimpin tingi AS yaitu tidak mencari "Perang Dingin Baru", tidak berusaha mengubah sistem Tiongkok; tidak melawan Tiongkok melalui memperkuat aliansi; tidak mendukung "kemerdekaan Taiwan" ; tidak mencari konflik dengan Tiongkok. AS jangan melangkah semakin jauh ke jalan yang salah dan berbahaya.