TRANSKRIP KONFERENSI PERS DUTA BESAR LU KANG

2022-12-27 12:12

Pada tanggal 21 Desember, Dubes Lu Kang menggelar jumpa pers di Kedubes Tiongkok, memberi taklimat mengenai hasil-hasil utama Kongres Nasional ke-20 PKT, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari media. Transkrip sebagai berikut:

Duta Besar Lu Kang:Para teman-teman media, selamat pagi! Selamat datang ke Kedubes Tiongkok untuk hadir konferensi pers. Beberapa waktu ini, sejumlah teman media memberikan perhatian kepada Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok (PKT). Dengan kesempatan ini, saya senang bisa briefing secara singkat tentang hasil-hasil paling utama dari Kongres dan maknanya terhadap dunia.

I. Kongres Nasional ke-20 PKT adalah hal paling penting di Tiongkok tahun ini, sangat disoroti dunia internasional. Kongres memutuskan bahwa mulai sekarang tugas utama PKT adalah memimpin rakyat Tiongkok dari semua kelompok etnis, untuk membangun Tiongkok menjadi negara sosialis modern yang kuat dalam segala hal, mewujudkan Target Seratus Tahun Kedua, dan mendorong kebangkitan bangsa Tionghoa melalui Modernisasi ala Tiongkok. Saya ingin briefing hasil-hasilnya dari 3 aspek.

Pertama, berdasarkan prestasi dan pengalaman 5 tahun terakhir dan khususnya dekade pertama di era baru, Kongres membuat rencana strategis untuk pembangunan Tiongkok menjadi negara sosialis modern dan pendorongan kebangkitan bangsa Tionghoa, menyusun visi misi makro pembangunan negara sampai tahun 2035 dan sampai pertengahan abad ini, serta menjelaskan tugas strategis dan langkah penting yang akan diambil 5 tahun ke depan.

Kongres menggarisbawahi kontradiksi utama di Tiongkok sekarang, yakni kontradiksi antara pembangunan yang tidak seimbang dan tidak memadai dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat akan kehidupan yang lebih baik, menyusun kebijakan di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, sosial, dan peradaban ekologis. Sementara itu, dibandingkan dengan Kongres sebelumnya, Kongres kali ini lebih menonjolkan pekerjaan di 3 aspek, yaitu pendidikan SDM di bidang teknologi, pemerintahan berbasis hukum, dan keamanan nasional. Tentu saja, Kongres juga membuat pedoman dan kebijakan di pembangunan militer, PR di Hong Kong, Macao dan Taiwan, diplomasi luar negeri, serta pengelolaan PKT secara ketat dan komprehensif.

Kedua, Kongres menafsirkan masalah-masalah teoretis termasuk mengadaptasikan Marxisme dengan konteks Tiongkok dan kebutuhan zaman, cara mempertahankan dan mengembangkan sosialisme ala Tiongkok di era baru. Dengan merevisi Anggaran Dasar PKT, memperlihatkan prestasi penyesuaian Marxisme dengan konteks Tiongkok dan kebutuhan zaman, yaitu Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Karakteristik Tiongkok untuk Era Baru. Kontan Pemikiran tersebut mecakup 10 afirmasi, 14 komitmen, dan pencapaian di 13 bidang, yang sudah dipaparkan secara komprehensif di Kongres Nasional ke-19 PKT dan Sidang Pleno ke-6 Komite Sentral ke-19 PKT. Kongres kali ini lebih jelas menegaskan Pemikiran itu adalah dua integrasi, yaitu pertama integrasi Marxisme dengan kondisi nyata di Tiongkok, dan kedua integrasi Marxisme dengan kebudayaan tradisional Tionghoa yang unggul.

Pemikiran tersebut memperdalam pemahaman tentang hukum pemerintahan Partai Komunis, hukum pembangunan sosialisme, hukum perkembangan masyarakat manusia, dan mencapai keterobosan baru dalam mengadaptasikan Marxisme dengan konteks Tiongkok dan kebutuhan zaman. Pandangan dunia dan metodologi dari pemikiran tersebut adalah 6 keharusan, antara lain: harus mengutamakan rakyat, harus menjaga kepercayaan diri dan berdikari, harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar dan membuka jalan baru, harus mengadopsi pendekatan berorientasi masalah, harus menerapkan pemikiran yang sistematik, harus mempertahankan visi global.

Ketiga, juga hasil terpenting, Kongres menghasilkan DPP baru yaitu Komite Sentral baru PKT yang berintikan Bapak Xi Jinping. Bapak Xi Jinping terpilih kembali Sekretaris Jenderal Komite Sentral PKT, dan Ketua Komisi Militer Sentral. Itu mencerminkan harapan bersama dari seluruh PKT, seluruh militer dan seluruh rakyat Tiongkok dari semua kelompok etnis, juga membawa ekspektasi stabil kepada dunia bahwa Tiongkok akan mempertahankan jalan sosialisme ala Tiongkok dengan baik.

II. Saya ingin briefing tentang makna Kongres Nasional ke-20 PKT kepada dunia. Kongres memberikan arah dan pedoman untuk masa depan Tiongkok. Meningat kedudukan Tiongkok sekarang dan koneksi erat Tiongkok dengan dunia, tentu saja kebijakan Tiongkok di masa depan akan sangat disoroti. Saya ingin menjelaskan dari 2 aspek: Pertama jalan pembangunan Tiongkok ke depan. Kedua sejumlah kebijakan rinci yang mungkin menjadi perhatian, khususnya di diplomasi luar negeri.

Kami sudah memperhatikan di antara kebijakan-kebijakan yang dirilis dari Kongres, yang paling disoroti dunia internasional adalah kebangkitan bangsa Tionghoa melalui Modernisasi ala Tiongkok. Modernisasi ala Tiongkok dibentuk berdasarkan praktek dan teori dekade pertama di era baru. Ia mengandung unsur-unsur yang umum dalam proses modernisasi semua negara, tetapi lebih dicirikan oleh fitur-fitur yang unik dalam konteks Tiongkok.

Cirikhas Modernisasi ala Tiongkok pokoknya ada lima: ia adalah modernisasi dengan populasi yang sangat besar, adalah modernisasi kemakmuran bersama untuk semua, adalah modernisasi kemajuan material dan spiritual, adalah modernisasi harmoni antara manusia dan alam, adalah modernisasi pembangunan damai. Modernisasi ala Tiongkok cocok dengan kondisi Tiongkok, adalah pilihan rakyat Tiongkok, sekaligus memiliki makna global yang luas dan mendalam, terutama memperluaskan jalur menuju modernisasi bagi negara-negara berkembang.

Apabila penduduk Tiongkok sebanyak 1,4 miliar menjadi masyarakat modern secara keseluruhan, skalanya pasti melebihi penduduk total dari negara-negara maju, pasti akan menyediakan pasar yang super besar kepada dunia.  Kemakmuran bersama adalah syarat fundamental bagi sosialisme ala Tiongkok, kemakmuran bersama rakyat Tiongkok pasti akan memdorong kemajuan dan perkembangan semua negara secara komprehensif. Koordinasi pengembangan antara kekayaan material dengan peradaban spiritual akan mendorong saling belajar peradaban-peradaban umat manusia. Tiongkok berpendapat, manusia dan alam semesta adalah komunitas senasib-sepenanggungan, Tiongkok berdedikasi untuk mewujudkan pembangungan hijau dan berkelanjutan, pasti akan memberikan kontribusi kepada pendorongan transformasi hijau dunia. Tiongkok teguh pada jalan pembangunan damai. Berbeda dengan ekspansionisme dan kolonialisme, Modernisasi ala Tiongkok bukan versi kebangkitan negara besar secara tradisional, juga bukan cetakan ulang dimana negara kuat pasti hegemoni. Dengan sikap inklusif, Modernisasi ala Tiongkok akan mencari saling menguntungkan, menang bersama dan berkembang bersama dengan berbagai negara. Kami ingin mencapai pembangunan sendiri di dalam perdamaian dan pembangunan dunia, dan sebaliknya memelihara perdamaian dan pembangunan dunia dengan perkembangan dirinya, agar membawa kekuatan bagi Komunitas Senasib-Sepenanggungan Manusia.

Diplomasi Luar Negeri Tiongkok yang ditentukan dalam Kongres kali ini pokoknya 6 bidang: pertama, Tiongkok selalu menjunjung tinggi asas diplomasi luar negeri yang memelihara perdamaian dunia dan mendorong perkembangan bersama. Kedua, Tiongkok ingin mendorong pembangunan Komunitas Senasib-Sepenanggungan Manusia. Ketiga, Tiongkok teguh pada diplomasi perdamaian luar negeri yang independen. Keempat, Tiongkok akan terus mengadakan kerjasama bersahabat berdasarkan 5 Prinsip Hidup Berdampingan secara Damai. Kelima, Tiongkok akan berperan aktif dalam pembangunan dan reformasi sistem pemerintahan dunia. Keenam, Tiongkok menyeru semua negara menjalankan perdamaian, pembangunan, keadilan, demokrasi dan kebebasan, yang menjadi nilai persamaan umat manusia. Tiongkok bertekad mendorong rakyat semua negara saling mengenal, dan menghormati pluralisme peradaban dunia, agar bisa ada pertukaran peradaban, saling belajar peradaban, coexistence peradaban, melainkan kesalahpahaman, pertikaian atau superioritas peradaban, supaya manusia bisa bersama-sama menghadapi berbagai tantangan global.

Selain di atas, yang bersangkutan dengan diplomasi luar negeri, Kongres menyatakan akan terus mendorong keterbukaan taraf tinggi dan berpartisipasi dalam pembagian kerja dan kerjasama di industri global.

Hasil-hasil dari Kongres Nasional ke-20 PKT sangat bernas, hari ini saya hanya briefing kontan-kontan utama. Bila media tertarik atas sektor tertentu, Kedubes Tiongkok dan saya sendiri bersedia komunikasi lebih mendalam dengan Anda sekalian.

Demikian briefing saya hari ini. Selanjutnya saya bersedia menjawab pertanyaan.

Wartawan KOMPAS: Saya wartawan dari KOMPAS, ada dua pertanyaan. Pertama, tentang kondisi di Myanmar. Sebagai mitra ASEAN, bagaimana pandangan Tiongkok terkait masalah Myanmar? Apa Tiongkok akan terus mendukung sentralitas ASEAN di masalah Myanmar? Kedua, tentang rantai pasokan dan rantai industri global. Karena krisis terjadi di Ukraina, rantai pasokan dan rantai industri global kena dampak, semua negara sedang berupaya mengembangkan rantai pasokan dan rantai industri di dalam negeri, agar bisa mengurangi ketergantungan terhadap negara lain. Bagaimana Tiongkok melihat masalah itu?

Duta Besar Lu Kang: Terima kasih atas pertanyaannya. Pertama di masalah myanmar, Tiongkok selalu mendukung Myanmar memulihkan perdamaian, rekonsiliasi dan stabilitas di dalam negeri secepat mungkin, agar bisa cepat memulihkan pembangunan. Tentu, masalah Myanmar ada akar yang rumit. Tiongkok mendukung ASEAN memainkan peranan dominan yang penting dalam penyelesaian masalah Myanmar. Myanmar juga anggota dari ASEAN. Di masalah ini, Tiongkok dan ASEAN senantiasa menjaga komunikasi akrab.

Tentang pertanyaan kedua. Di latar belakang globalisasi, pembentukan dan perkembangan rantai pasokan dan rantai industri pokoknya ditentukan oleh hukum pasar dan pilihan perusahaan. Sekarang memang karena geopolitik, dan ada negera tertentu sengaja memberi pembatasan dan gangguan kepada kerjasama internasional terkait atas tujuan politik sendiri, mempengaruhi stabilitas rantai pasokan dan rantai industri secara umum, tidak bermanfaat bagi perindustrian dunia, dan pasti tidak cocok dengan kepentingan pihak mana pun secara fakta. Seperti ditegaskan Presiden Xi Jinping di KTT G20 Bali, sekarang yang banyak dibahas, baik krisis energi ataupun masalah ketahanan pangan, terjadi bukan karena produksi atau kebutuhan ada masalah, yang jadi masalah pada hakikatnya adalah rantai pasokan, karena kerjasama internasional terganggu. Maka solusi seharusnya adalah bersama-sama membangun pasar komoditas yang terbuka, stabil dan berkelanjutan. Kita harus semua berupaya melancarkan rantai pasokan dan menstabilkan harga pasar. Harus jelas menentang politilisasi masalah-masalah tersebut atau dijadikannya sebagai alat atau senjata, terutama negara-negara harus membatalkan sanksi sepihak, membatalkan pembatasan terhadap kerjasama tekonologi dan rantai pasokan global. Terima kasih.

Wartawan GUO JI RI BAO :Selamat pagi Pak Dubes Lu Kang. Saya wartawan dari GUO JI RI BAO. Ada pakar Indonesia bilang, 5 tahun ke depan akan menjadi masa emas hubungan Indonesia dengan Tiongkok, hubungannya akan lebih erat lagi. Apa Pak Dubes bisa memprediksi kecenderungan hubungan Indonesia-Tiongkok 5 tahun ke depan? Pertanyaan kedua, ada sejumlah orang bertanya apa Tiongkok akan membuka visa secara total, atau membuka bersyarat? Ketiga, tentang ekonomi, AS memandekkan ekonomi Tiongkok dengan masalah chip, bagaimana pandangan Pak Dubes? Dan bagaimana kondisi pandemi di Tiongkok belakangan ini?

Duta Besar Lu Kang: Tentang kecenderungan hubungan Tiongkok-Indonesia, sudah diketahui umum hubungan Tiongkok dan Indonesia sedang berada di masa terbaik dalam sejarah. Kalau di kemudian hari bisa lebih baik, saya percaya tentu itu disambut senang rakyat Tiongkok dan Indonesia. Saya pribadi amat berpercaya diri. Bisa lihat dari beberapa bidang. Pertama bidang politik, pertukaran tingkat tinggi dua negara semakin sering dilakukan. Dalam kurun waktu tak sampai satu semester tahun ini, Presiden Xi Jinping dan Presiden Jokowi sudah 2 kali bertemu tatap muka. Tahun depan menandai 10 tahun terbangunnya Kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-Indonesia, memberikan momentum penting bagi kedua belah pihak terus memeperdalam pertukaran tingkat tinggi dan pertukaran di berbagai bidang. Kedua, pesat sekali kemajuan di kerjasama berbagai sektor antar dua negara, dan sudah banyak hasil nyata tercapai. Presiden Xi Jinping bertemu dengan Presiden Jokowi di Bali November, kedua pihak bukan hanya merilis pernyataan bersama yang baru, tetapi juga menyetujui Rencana Aksi Peningkatan Kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-Indonesia 2022-2026, dan mencapai serangkaian kesepakatan-kesepakatan kerjasama di sekitar 10 bidang. Misalnya, di bidang ekspor produk pertanian Indonesia ke Tiongkok, yang sangat diperhatikan publik Indonesia, termasuk ekspor pisang ke Tiongkok. Misalnya di bidang ekonomi digital, pendidikan, latihan vokasional, pembangunan infrastuktur, obat herbal, kesehatan, media dan lain sebagainya, pemimpin kita telah memberikan arahan bagaimana perdalamnya kerjasama. Hal-hal tersebut membuka prospek lebih luas bagi kerjasama tahapan berikutnya. Selain itu, dalam rangka penyinergian the Belt and Road Initiatives dengan Poros Maritim Dunia, sejumlah proyek pilot berjalan dengan baik. Saya percaya dalam waktu dekat proyek-proyek itu akan membawa manfaat nyata, termasuk Kereta Cepat Jakarta Bandung, Koridor Ekonomi Komprehensif Regional, dan Kawasan Industri Hijau. Itu semua proyek yang sedang kami usahakan. Satu lagi juga penting, Tiongkok dan Indonesia sesama negara berkembang dan kekuatan ekonomi baru, di konstelasi dunia saat ini, kita milik banyak kepentingan dan pendirian sama, juga ada kebutuhan untuk bekerjasama. Beberapa waktu ini, kedua pihak saling beri dukungan tegas satu sama lain di masalah-masalah besar seperti kedaulatan dan integritas wilayah negara, dan bersatu-padu memelihara kepentingan sebagai negara berkembang. Saya percaya, kerjasama seperti itu akan terus dijalankan, pasti bakal menambah energi positif lebih banyak bagi hubungan bilateral. Tiongkok bersedia berusaha bersama dengan Indonesia, memperkokohkan pola kerjasama baru “penggerak empat roda” yang mencakup bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan maritim, lebih meningkatkan kerjasama, supaya mendapat hasil-hasil baru yang bermanfaat bagi kedua negara, bagi negara berkembang, dan bagi perdamaian, pembangunan dan stabilitas regional dan internasional.

Pertanyaan Anda kedua soal keterbukaan total visa ada hubungannya dengan pertanyaan keempat tentang kondisi pandemi. Seiring dengan perkembangan kondisi dan pemahaman tentang pandemi, kebijakan protokol kesehatan Tiongkok juga sedang mengalami penyesuaian. Saya tahu banyak teman ada keinginan, saya berharap dan percaya, dengan semakin yakinnya kami dalam hal penanganan pandemi, ketika sampai pada titik bisa terbuka, Tiongkok pasti akan mengubahkan kebijakan, sehingga lebih melancarkan saling pertukaran.

Saya tahu banyak orang menaruh perhatian sangat tinggi terhadap penyesuaian kebijakan pandemi di Tiongkok. Penyusunan dan peluncuran kebijakan publik apapun, adalah keseimbangan antara efesiensi dengan keadilan, Tiongkok juga tak terkecuali. Pada awal pandemi, pemahaman kami terhadap covid butuh proses. Di kondisi saat itu, pertimbangan paling besar dalam membuat kebijakan publik terkait pandemi adalah harus mengutamakan keselamatan rakyat. Semua orang lihat, tindakan yang kami ambil telah menurunkan kerugian covid kepada keselamatan manusia ke tingkat paling rendah. Sangat tidak mudah bagi kami bisa lakukan itu ketika belum mengenal dasar covid dengan jelas. Selama dua tahun, kami semakin mengenal COVID-19, terutama sifat toksin dan tingkat kematiannya menurun dengan signifikan, dan penanganan medis semakin matang, di kondisi seperti ini, sambil mengutamakan keselamatan, sambil mengurangi biaya protokol kesehatan untuk ekonomi masyarakat, menjadi hal yang sangat masuk akal.

Terkait langkah pembatasan chip diambil AS ditujukan kepada Tiongkok, sudah saya katakan tadi, negara tertentu menindas negara lain di bidang teknologi dan merusak rantai industri dan rantai pasokan atas tujuan politik, hal itu bukan hanya melukai orang lain tapi juga merugikan dirinya. Negara tertentu mendorong pemisahan rantai pasokan dan rantai industri global, tidak lebih dari dua tujuan, pertama menghalangi perkembangan negara lain, kedua menjadikan kelebihan sementaranya di teknologi sebagai senjata dan alat, memaksakan keinginannya pada negera lain. Dari segi demokratisasi hubungan internasional, perilaku tersebut tidak moral. Saya juga ingin tegaskan, dilihat dari jangka waktu panjang, negara tertentu mau menghalangi perkembangan Tiongkok dengan cara seperti itu adalah hal yang mustahil, walaupun mungkin akan membawa biaya tambahan, kerepotan atau ketidakuntungan bagi Tiongkok untuk sementara. Kita lihatlah sejarah sejak Tiongkok berdiri, ada juga negara tertentu ingin menghalangi Tiongkok, memandekkan Tiongkok, tapi itu pun gagal menekan perkembangan Tiongkok, termasuk di bidang teknologi, lihat saja prestasi kami raih di bidang teknologi canggih. Sandaran paling utama dalam pembangunan Tiongkok itu terletak pada kekuatan rakyat Tiongkok sendiri, dan kadang-kadang rakyat Tiongkok mampu mencapai perkembangan dengan lebih baik di bawah tekanan.

Wartawan tvOne:Saya ingin bertanya tentang kecelakaan terjadi di Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Kecelakaan itu menewaskan 2 orang pekerja Tiongkok dan melukai 4 orang lainnya. Apa tanggapan dari Anda? Apakah pembangunan KCJB akan tetap tepat waktu?

Duta Besar Lu Kang: Saya memperhatikan sudah ada pernyataan dari penanggungjawab kementerian terkait pemerintah Indonesia dan dari PT.KCIC. Di sini saya juga berbagi informasi yang saya dapat.

Sekitar pukul 16.30 tanggal 18 waktu setempat, di KCJB lokasi dekat Kabupaten Bandung Barat, saat mesin pemasangan rel lagi tempuh jalan turun besar, terjadi gangguan rem, sehingga sarana hilang kendali dan keluar dari jalur. Kecelakaan itu mengakibatkan 2 pekerja teknis yang berwarga negara Tiongkok meninggal, dan 2 orang lagi juga pekerja teknis Tiongkok luka-luka, bukan 4 orang terluka. Mereka datang ke Indonesia untuk membangun KCJB, dan untuk menyumbang kepada kerjasama Tiongkok-Indonesia. Dua perkerja meninggal adalah hal yang sangat menyakitkan. Di sini saya menyampaikan rasa dukacita mendalam kepada mereka yang tewas dan rasa simpati kepada keluarganya. Setelah kecelakaan itu terjadi, tak sedikit teman-teman Indonesia menyampaikan belasungkawa kepada 2 pekerja Tiongkok yang meninggal. Ini mencerminkan rasa persahabatan tulus dari rakyat Indonesia, kami ucapkan terima kasih.

Sekarang penanganan kecelakaan masih berlangsung. Setelah kecelakaan terjadi, PT.KCIC dan High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC) dalam waktu pertama menyelamatkan pasien dan melakukan penanggulangan darurat. Sekarang kondisi 2 korban yang luka-luka sudah sangat stabil, seorang sudah keluar RS pada esok harinya, yaitu tanggal 19.

Kedubes Tiongkok sedang menjaga komunikasi akrab dengan pihak pemerintah Indonesia dan PT.KCIC sebagai penanggungjawab proyek. Diketahui, akibat kecelakaan sedang terus diselidiki. Berdasarkan informasi yang kami dapat sampai sekarang, yang terjadi kecelakaan adalah sarana yang digunakan selama pemasangan rel, bukan sarana operasi di kemudian hari ketika KCJB dipakai, maka tidak berkaitan dengan kualitas konstruksi kereta cepat, juga tidak berdampak pada keamanan kereta setelah rampung. Sekarang, penanggulangan di lapangan sudah mau selesai, pemulihan sudah dimulai dengan teratur. Seperti disampaikan pemerintah Indonesia dan pengurus proyek KCJB, kecelakaan kali ini tidak berdampak pada jadwal rampung proyek KCJB.

Saya juga ingin berterima kasih atas perhatian dari teman-teman media terhadap kecelakaan, khususnya perhatian terhadap 2 pekerja Tiongkok yang tewas.

Wartawan The Australian Newspaper:Saya wartawan dari The Australian Newspaper. Pertanyaan saya berkaitan dengan protokol kesehatan Tiongkok. Sebelum pandemi, Indonesia bisa mendatangkan 2 juta wisatawan Tiongkok pertahun. Kebijakan pandemi Tiongkok sedang berubah secara dinamis, tahun depan apakah Indonesia bisa mengharapkan wisatawan Tiongkok kembali berpariwisata di Indonesia?

Duta Besar Lu Kang: Anda mengharapkan, saya juga mengharapkan. Saya sudah beberapa kali ke Bali tahun ini, bertemu dengan Gubernur Bali juga beberapa kali. Tiap kali beliau bilang ke saya, harap wisatawan Tiongkok bisa kembali ke Bali secepat mungkin. Pariwisata adalah cara santai yang sangat menyenangkan, tapi lebih penting, pariwisata adalah jembatan untuk pertukaran dan komunikasi rakyat antar 2 negara kita. Barusan saya sudah bilang saat menjawab pertanyaan GUO JI RI BAO, seiring dengan semakin yakinnya dengan pandemi, kebijakan pandemi Tiongkok pasti akan terus diperbaiki. Asal syaratnya susah matang, kami yakin wisatawan Tiongkok bakal cepat kembali ke Indonesia. Kami juga menyambut lebih banyak teman-teman Indonesia berpariwisata, belajar atau berbisnis ke Tiongkok. Terima kasih.

Wartawan Harian Indonesia:Saya wartawan dari Harian Indonesia. Saya ada dua pertanyaan. Pertama, tahun ini sudah dua kali kepala negara kita bertemu, tiap kali Presiden Jokowi panggil Presiden Xi Jinping sebagai “Kakak Besar”, apa maknanya “Kakak Besar”? Apa yang dicerminkan dari hubungan bilateral Tiongkok-Indonesia dari panggilan itu? Kedua, sekarang ada banyak investor Tiongkok datang ke Indonesia berbisnis, bagaimana tanggapan dan pandangan Pak Dubes tentang UU Cipta Kerja Indonesia yang sudah diloloskan?

Duta Besar Lu Kang: Hubungan Tiongkok Indonesia sudah berkembang ke level tertinggi dalam sejarah, itu tidak terlepas dari pimpinan strategis pemimpin kedua negara. Seperti Anda katakan tadi, dalam pertukaran tingkat tinggi, Presiden Xi Jinping dan Presiden Jokowi bukan hanya milik banyak pandangan sama berkaitan perkembangan hubungan bilateral, kerjasama di urusan regional dan internasional, tetapi juga menjaga hubungan kerja dan persahabatan pribadi yang bagus. Ini mununjukkan karisma pribadi dari pemimpin dua negara, dan lebih mencerminkan hubungan erat antar Tiongkok dengan Indonesia.

Terkait pertanyaan kedua, tahun-tahun ini Tiongkok jelas sudah menjadi salah satu negara asal investasi utama bagi Indonesia. Berdasarkan statistik tahun 2021, Tiongkok sudah menjadi negara asal investasi terbesar kedua bagi Indonesia. Invetasi itu membawa manfaat nyata bagi dua negara, juga memperkokoh hubungan baik dua negara. Pemerintah Tiongkok dan Kedubes Tiongkok di Indonesia selalu meminta perusahaan Tiongkok yang datang ke Indonesia harus berbisnis secara legal, harus patuh undang-undang dan peraturan-peraturan lokal. Dilihat dari pengalaman perkembangan Tiongkok sendiri, kami mengerti total harapan pemerintah Indonesia akan investasi asing. Undang-undang dan peraturan-peraturan yang dilolos pemerintah Indonesia di bidang investasi, pasti bertolak dari kepentingan dasar Indonesia sendiri. Itu semestinya mencakup kerangka kebijakan yang lebih ramah, objektif dan stabil bagi investor asing, karena pada dasarnya itu cocok dengan kepentingan Indonesia dirinya. Sebagai Dubes Tiongkok, saya harap undang-undang dan peraturan-peraturan yang dilolos pemerintah Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, objektif, ramah dan stabil bagi investor Tiongkok. Itu bermanfaat bagi kerjasama Tiongkok-Indonesia, juga bermanfaat bagi hubungan bilateral. Terima kasih.

Wartawan CNN Indonesia:Saya wartawan dari CNN Indonesia. Ada laporan meliputi kondisi pandemi Tiongkok sekarang amat serius sehingga ada banyak jenazah kasus mati antre di RS. Kasus positif juga melonjak cukup tajam, tetapi Tiongkok menolak bantuan vaksin dari AS. Apakah laporan tersebut benar?

Duta Besar Lu Kang: Pertama, sudah saya sampaikan tadi tentang pandemi Tiongkok, kenapa Tiongkok sekarang melakukan penyesuaian kebijakan protokol, karena ada pemahaman umum di Tiongkok dan di dunia internasional bahwa sifat toksin dan tingkat kematian virus sudah menurun dengan signifikan. Bagi negara mana pun, terutama bagi Tiongkok yang berpenduduk 1,4 mililar orang, penyesuaian kebijakan publik apapun pasti akan mengalami satu proses. Dalam penyesuaian, kalau tetap dilakukan karantina seperti standar dulu, yang akan terjadi kelangkaan tenaga kerja bukan hanya industri pemakaman saja, tapi banyak industri akan muncul kelangkaan tenaga kerja untuk sementara. Adapun situasi yang Anda sebutkan baru saja, yang namanya banyak jenazah terlambat dikremasi di tempat pemakaman, pertama, harus lihat apakah kematian melonjak karena pandemi. Saya sarankan teman-teman media lebih baik merujuk pada data resmi. Kedua, apakah itu terjadi karena jumlah kematian meningkat secara signifikan dibandingkan normal, atau karena alasan yang baru saja saya katakan, terjadi kekurangan tenaga kerja di industri tertentu yang disebabkan oleh penyesuaian kebijakan pandemi. Kita perlu menganalisis alasannya secara detail. Terus terang, saya sendiri pun sudah memperhatikan laporan seperti Anda sebutkan, tapi ada media sudah lebih rasional menganalisis alasan yang menyebabkan kondisi yang disebutkan, tapi juga ada beberapa media tampaknya sengaja memudarkan alasan secara selektif.

Terkait apakah Tiongkok tidak ingin mengimpor vaksin negara lain seperti Anda katakan, tidak ada hal tersebut. Sejak pandemi terjadi, pemerintah Tiongkok melakukan kerjasama efektif di bidang pencegahan dan penanggulangan pandemi dengan dunia internasional atas prinsip saling menghormati dan sama rata. Tentu, ada untung dan rugi bagi vaksin-vaksin yang ambil teknologi berbeda, termasuk fungsinya dan efek sampingnya, sebenarnya para pakar dan publik punya pandangan yang berbeda. Di bidang ini, saya bukan profesional, mungkin Anda juga bukan profesional, maka kita lebih baik mendengar saran dari orang profesional. Terima kasih.

Wartawan Xinhua News Agency: Selamat pagi Pak Dubes Lu Kang, saya wartawan dari Xinhua News Agency. Saya ingin bertanya tentang kerjasama energi dan sumber daya. Beberapa waktu lalu, WTO memutuskan protes Uni Eropa tentang larangan ekspor biji nikel Indonesia, dan pasal-pasal yang mengharuskan pengolahan nikel di domestik Indonesia, yang sebenarnya melanggar peraturan WTO. Saya ingin bertanya, bagaimana sikap Tiongkok terhadap kerjasama dengan Indonesia dalam sumber daya nikel atau sumber daya lainnya?

Duta Besar Lu Kang: Terima kasih untuk pertanyaannya. Kami memperhatikan, beberapa waktu ini, Indonesia dengan Uni Eropa dan sejumlah negara atau organisasi barat memiliki pandangan masing-masing seputar gugatan sumber daya energi di WTO. Keputusan WTO yang Anda sebutkan, pemerintah Indonesia bahkan Presiden Jokowi sendiri sudah ada pernyataan terbuka, saya yakin Anda juga sudah tahu. Pandangan paling pokok di pernyataan Presiden Jokowi adalah, Indonesia semestinya punya hak sama untuk berkembang seperti negara barat, termasuk sejumlah negara eks-kolonial. Pemerintah Indonesia sedang mendorong hilirisasi industri sumber daya alam. Sesama negara berkembang, Tiongkok paham sekali berdasarkan pengalaman sendiri. Sementara, kerjasama industri internasional di latar belakang globalisasi, termasuk kerjasama di industri sumber daya alam dan energi, punya hukum pasar sendiri. Kami yakin Indonesia bisa mempertimbangkan hukum pasar, menyusun dan melaksanakan kebijakan yang paling sesuai kepentingan nasional Indonesia.

Beberapa waktu ini, sejumlah perusahaan Tiongkok sudah relatif aktif dan mendalam berpartisipasi dalam hilirisasi nikel dan kerjasama seluruh rantai industrinya. Pemerintah Tiongkok bersikap mendukung kerjasama itu. Sebenarnya, banyak kementerian Indonesia bahkan petinggi negara, sudah memperkenalkan kerjasam terkait secara terbuka. Partisipasi perusahaan Tiongkok menaikkan nilai tambah industri sumber daya alam termasuk nikel secara signifikan, membawa manfaat nyata bagi Indonesia. Manfaatnya bukan hanya di hilirisasi ataupun nilai tambah saja. Saya sendiri pernah ke kawasan industri Tsingshan di Morowali. Saya lihat perusahaan Tiongkok melakukan transfer teknologi dan latihan vokasional, menambah tenaga kerja lokal, menggunakan teknologi maju melestarikan lingkungan, banyak usaha dilakukan, dan mencapai hasil bagus. Terima kasih.

Wartawan ANTARA:Tentang kecelakaan KCJB, bagaimana dengan korban tewas?

Duta Besar Lu Kang: Sudah saya sampaikan tadi, setelah kecelakaan itu terjadi, PT.KCIC dan HSRCC, terutama perusahaan yang ikut dalam konstruksi, dalam waktu pertama kontak keluarga mereka. Sekarang penanganan kecelakaan masih berlangsung. Saya berharap bertolak dari kehormatan kepada yang meninggal dan kepada keluarga mereka, dan juga kepada upaya dilakukan oleh perusahaan, kita lebih baik menunggu hasil penanganan. Tadi saya bilang, mereka ini datang ke Indonesia untuk membangun KCJB, dan untuk menyumbang kepada kerjasama Tiongkok-Indonesia. Saya percaya pihak Tiongkok dan Indonesia terutama perusahaan yang ikut konstruksi pasti akan mengatur dengan baik.

Wartawan XUN BAO:Presiden Tiongkok mengatakan dalam pidato di KTT G20, Tiongkok menerapkan G20's Debt Service Suspension Initiative (DSSI) secara komprehensif dan telah menangguhkan pembayaran layanan utang dalam jumlah terbesar di antara semua anggota G20. Tiongkok adalah negara berkembang terbesar, tapi jumlah penangguhan pembayaran layanan utang justru terbesar di antara semua anggota G20. Negara-negara maju di dunia barat jumlah penangguhan pembayaran layanan utangnya malah lebih kecil daripada Tiongkok. Terkait itu, bagaimana pandangan Pak Dubes tentang yang namanya “Jebakan Utang Tiongkok”?

Duta Besar Lu Kang: Terima kasih untuk pertanyaan Anda. Satu pandangan penting dari Presiden Xi Jinping selama KTT G20 Bali adalah berkembang bersama. Satu kalimat sering dikatakan Presiden Xi Jinping adalah “jalan sendiri bisa cepat tapi hanya jalan bersama baru bisa sampai jauh”. Hanya semua negara sudah berkembang, dunia baru bisa lebih baik. Maka pidato Presiden Xi Jinping di KTT G20 Bali kali ini secara khusus menegaskan harus membantu dan mendorong perkembangan bersama negara-negara berkembang. Definisi perkembangan bersama dari Presiden Xi Jinping, adalah perkembangan bersama yang inklusif, menyejahterakan dan ulet. Ada satu pandangan penting, yaitu perkembangan dunia yang berkelanjutan tidak mungkin selalu didasarkan pada yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya.

Tiongkok berkata demikian, juga bertindak demikian. Selama ini, kami selalu membantu para negara berkembang semampu mungkin seiring dengan perkembangan Tiongkok dirinya. Kami mewujudkan perkembangan bersama semaksimal mungkin melalui kerjasama. Seperti tadi Anda katakan, usaha bantuan oleh pemerintah Tiongkok, walaupun dilakukan dalam rangka kerjasama selatan-selatan, namum kalau dilihat dari presentase, sama sekali tidak kalah dari kerjasama resmi negara lain.

Adapun terkait yang namanya “Jebakan Utang” yang digoreng-gorengkan oleh sejumlah negara, sebenarnya kita bisa lihat secara detail komposisi utang di negara-negara yang terjadi masalah utang. Utang Tiongkok kepada mereka, hanya ambil tak sampai 10% dari utang di negara-negara tersebut. Dalam komposisi utang, kebanyakan berasal dari lembaga swasta atau badan keuangan internasional. Namun, kadang-kadang negara tertentu enggan menyentuh bagian ini, enggan lembaga-lembaga diatas bertanggungjawab lebih besar. Adapun atas alasan apa? Saya tidak usah bicara lebih banyak.

Selama ini, seputar kerjasama Tiongkok dengan negara-negara berkembang, kita telah mendengar diskusi macam-macam, khususnya teori seperti “Jebakan Utang” dari sejumlah negara maju. Yang saya mau katakan adalah, kalaupun negara lain bersedia membantu negara-negara berkembang dan mengadakan kerjasama dan mendorong perkembangan bersama dengan tulus, Tiongkok bersikap menyambut, kita bisa berusaha bersama. Tapi jangan sendiri tidak mau ambil tindakan nyata, malah ngomong-ngomong tentang aksi nyata dari negara lain. Terus terang, ini tidak adil bagi negara berkembang yang butuh kerjasama. Perilaku semacam itu juga tidak moral.

Terakhir saya mau tegaskan, ketika negara-negara itu mulai berkomentar-komentar negara berkembang yang menerima bantuan, ingatlah satu hal, jangan selalu sok merasa dirinya lebih mengenal kondisi negara penerima bantuan daripada mereka sendiri. Banyak negara berkembang bersedia ikut kerjasama dalam rangka kerjasama selatan-selatan, saya yakin pemerintah dan rakyatnya tahu dimana kepentingan fundamental dirinya. Jawaban terbaik untuk pertanyaan ini, adalah pidato Presiden Jokowi di KTT ASEAN-Uni Eropa beberapa waktu yang lalu, Anda sekalian bisa membaca ulang.

Terima kasih semuanya. Di tahun baru, Kedubes Tiongkok akan terus komunikasi dengan semua dengan berbagai cara. Terakhir selamat tahun baru untuk semua!

***********************************************

Setelah jumpa pers, Duta Besar Lu Kang menerima wawancara khusus dari XUN BAO. Berikutnya adalah transkripnya.

Wartawan XUN BAO:Pada tanggal 26 November, hasil pemilihan kepala daerah di wilayah Taiwan Tiongkok menunjukkan bahwa Otoritas Democratic Progressive Party (DPP) kalah besar. Pemimpin Otoritas DPP Tsai Ing-wen mengundurkan diri sebagai Ketua DPP dan meminta maaf secara terbuka. Rakyat Taiwan untuk mengungkapkan opini sendiri dengan suaranya. DPP di bawah pimpinan Tsai Ing-wen telah kalah meraih hati rakyat. Sinyal apa yang dikirim oleh pemilihan tersebut? Apakah perwujudan reunifikasi negara Tiongkok secara damai sudah dekat? Bagaimana pandangan Pak Dubes?

Duta Besar Lu Kang: Masalah di selat Taiwan secara murni merupakan urusan internal Tiongkok. Kami juga sangat memperhatikan beberapa hal yang terjadi di pulau Taiwan Tiongkok. Hasil pemilihan kepala daerah yang Anda sebutkan menunjukkan bahwa tren zaman tidak dapat terbalikkan, dan kehendak rakyat tidak bisa ditolak. Saya ingin menegaskan bahwa, hanya ada satu Tiongkok di dunia dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok. Inilah fakta objektif. Reunifikasi Tiongkok adalah tren sejarah yang harus diwujudkan dan pasti dapat terwujudkan. Ini juga tidak akan digoyahkan oleh keinginan siapapun.

Wartawan XUN BAO:Pak Dubes, apa kesan Anda tentang Indonesia setelah bertugas di sini? Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar dan merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, serta memiliki tenaga kerja muda dalam jumlah besar. Baik di bidang industri padat karya maupun di bidang transformasi digital yang sedang berkembang, Indonesia memiliki potensi yang tidak terbatas. Berdasarkan hal tersebut, kerjasama Tiongkok dan Indonesia di masa depan berkembang ke arah mana dan bagaimana kelanjutannya?

Duta Besar Lu Kang: Saya bekerja di Indonesia sudah 10 bulan. Selama 10 bulan ini, saya telah berkunjung ke beberapa daerah dan bertemu dengan banyak pejabat pemerintah dan teman dari berbagai kalangan. Kunjungan dan pertemuan tersebut sangat mengesankan bagi saya bahwa Indonesia bukan hanya negara dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar seperti Anda sebutkan, tetapi juga negara yang penuh potensi dan vitalitas. Tenaga kerja Indonesia sangat muda, dan negara ini sekarang berada dalam tahapan awal industrialisasi dan urbanisasi. Saya bisa melihat tekad dari atas ke bawah di semua kalangan masyarakat Indonesia untuk mengembangkan negara. Ini bukan hanya terlihat di bidang pembangunan infrastruktur dan industrialisasi sumber daya tradisional, tetapi juga bisa terlihat dari kebijakan transformasi energi hijau dan ekonomi digital yang diusulkan pemerintah Indonesia. Indonesia sudah mengarah ke garis depan pembangunan dunia.

Tiongkok dan Indonesia memiliki potensi kerjasama yang kuat. Kedua negara telah melakukan banyak kerjasama praktis. Sebagai negara berkembang, Tiongkok juga telah mengalami tahapan awal industrialisasi dan urbanisasi, sehingga kami lebih memahami kebutuhan pengembangan Indonesia saat ini. Di latar belakang hubungan kedua negara yang semakin dekat, semakin banyak pengusaha dan investor Tiongkok bersedia datang ke Indonesia untuk mencari peluang perkembangan. Ini juga membawa momentum lebih kuat untuk melakukan kerjasama yang lebih dalam antara Tiongkok dan Indonesia.

Wartawan XUN BAO: Apakah pengalaman Tiongkok dan Indonesia mirip?

Duta Besar Lu Kang: Ada banyak yang mirip. Kedua negara sesama negara berkembang penting dengan populasi besar dan kekuatan ekonomi baru. Di satu sisi, kebutuhan pengembangan kita memiliki kesamaan. Di sisi lain, dalam situasi internasional saat ini, terus terang masih ada beberapa pengaturan yang tidak adil bagi negara berkembang dalam struktur tata kelola global saat ini. Oleh karena itu, Tiongkok dan Indonesia dapat saling mendukung di banyak kesempatan internasional. Kita memiliki kepentingan yang sama, dan kita dapat memahami dan mendukung satu sama lain.

Wartawan XUN BAO:KTT G20 telah tutup dengan sukses. Bagaimana tanggapan Anda terhadap KTT G20 di Indonesia? Apakah KTT ini merupakan fondasi yang menguntungkan untuk Recover Together, Recover Stronger, seperti slogannya?

Duta Besar Lu Kang: Saya sudah menyampaikan ucapan selamat yang hangat kepada teman-teman Indonesia dan semua kalangan masyarakat Indonesia, termasuk pejabat-pejabat tinggi di pemerintah. Pergelaran KTT G20 oleh Indonesia kali ini sangat berhasil, dan kesuksesan ini harus dilihat dalam konteks beberapa peristiwa internasional penting yang telah terjadi sejak tahun ini. Situasi geopolitik internasional saat ini sangat kompleks dan situasi ekonomi internasional tidak optimis. Di satu sisi, pemulihan ekonomi global pasca-pandemi berjalan lamban dan belum melihat momentum pertumbuhan kuat yang berkelanjutan. Di sisi lain, masalah telah muncul dalam rantai pasokan global karena beberapa gangguan buatan manusia. Ada juga beberapa kekuatan besar yang kebijakan makronya telah membawa efek spillover ke pasar keuangan global, yang semuanya memberikan tekanan lebih besar pada negara-negara berkembang seperti Tiongkok dan Indonesia.

Dalam keadaan seperti itu, menurut Presiden Jokowi, kali ini merupakan KTT G20 yang paling sulit dalam sejarah. Sangat tidak mudah bagi Indonesia, sebagai emerging economy, untuk mencapai prestasi seperti itu dengan latar belakang yang begitu kompleks, terutama untuk mencapai deklarasi pemimpin G20 Bali pada KTT Bali. Hal ini menunjukkan kepada komunitas internasional bahwa kekuatan ekonomi utama dunia masih memiliki keinginan untuk duduk bersama dan mendiskusikan cara mendorong pertumbuhan ekonomi global dan memperkuat koordinasi kebijakan makro. Jadi, sungguh patut mengucapkan selamat kepada Indonesia.

Tahun depan Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN, yang merupakan satu platform untuk memainkan peran penting dalam urusan internasional dan regional. Kami telah menyatakan kepada rekan-rekan Indonesia bahwa Tiongkok akan terus mendukung pekerjaan Indonesia sebagai Ketua ASEAN.

Wartawan XUN BAO:Tiongkok telah membatasi penerbitan visa sejak COVID-19 melanda dunia pada tahun 2020. Banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang mencintai Tiongkok ingin tahu apakah mereka boleh pergi ke Tiongkok dan boleh memiliki kartu hijau untuk kembali ke negara leluhurnya dan tinggal menetap di sana.

Duta Besar Lu Kang: Memang benar bahwa, seperti banyak negara lain, pemerintah Tiongkok telah melakukan kontrol masuk untuk jangka waktu tertentu sejak COVID-19 menular. Alasan untuk hal ini cukup jelas. Karena waktu itu kita belum cukup tahu tentang virus ini dan kita perlu mengambil tindakan dengan tujuan meminimalkan hilangnya nyawa. Seiring dengan perubahan situasi, pemerintah Tiongkok terus-menerus melakukan penyesuaian terhadap kebijakan pencegahan pandemi. Hal ini termasuk mempertimbangkan ikatan yang tak terpisahkan antara keturunan Tionghoa dengan negara leluhurnya, terutama banyak dari mereka masih memiliki anggota keluarga di Tiongkok dan memiliki kebutuhan kemanusiaan yang obyektif. Sejak tahun 2020, pemerintah Tiongkok telah membuat pengaturan khusus untuk beberapa kategori orang dengan kebutuhan kemanusiaan, termasuk keturunan Tionghoa, dalam proses penyesuaian kebijakan.

Wartawan XUN BAO:Bagaimana situasi pandemi saat ini di Tiongkok? Apakah ada banyak kasus? Tampaknya banyak orang yang telah "terkena".

Duta Besar Lu Kang: Sebenarnya saya sudah menjawab pertanyaan ini sebelumnya. Perumusan kebijakan publik di negara manapun haruslah merupakan pemahaman yang seimbang antara manfaat sosial dan keadilan. Pada awal COVID-19, kita kurang tahu tentang virus ini dan tingkat kematian dari varian asli pada saat itu sangat tinggi. Dalam keadaan seperti ini, pemerintah Tiongkok mengadopsi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang sangat ketat dengan tujuan meminimalkan hilangnya nyawa, berdasarkan prinsip mengutamakan rakyat dan nyawa. Kita harus paham bahwa kerugian ekonomi bisa ditebus di masa depan, tetapi hilangnya nyawa manusia tidak mungkin kembali. Maka, bertolak dari itu, kami masih bangga atas tindakan tegas karena sukses melindungi keselamatan kebanyakan orang.

Seiring dengan berkembangnya situasi, kita lebih tahu tentang virus, yang sekarang jauh lebih tidak ganas dan tingkat kematian menurun drastis. Pada saat ini, di satu sisi, kita memiliki sarana yang lebih baik untuk menangani penyakit serius dan, di sisi lain, kita harus memperhitungkan biaya tindakan pengendalian pandemi pada kehidupan sosial dan ekonomi. Pada prasyat dasar mengutamakan nyawa rakyat, saya pikir sangat masuk akal bahwa kebijakan publik kami saat ini harus meminimalkan dampaknya terhadap kehidupan ekonomi dan sosial secara bersamaan.