Kuasa Usaha Ad Interim dan Minister Zhou Kan Menerbitkan Artikel di Kompas Berjudul “Inisiatif Keamanan Global: Solusi China untuk Kemanan Bersama”

2023-03-06 17:42

Pada tanggal 6 Maret 2023, Zhou Kan, Kuasa Usaha ad Interim dan Minister Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia, menerbitkan artikel di koran dan situs web KOMPAS yang berjudul “Inisiatif Keamanan Global: Solusi China untuk Kemanan Bersama”. Artikel selengkapnya seperti berikut:

Inisiatif Keamanan Global: Solusi Tiongkok untuk Mewujudkan Keamanan Bersama

ZHOU Kan, Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia

“Masalah keamanan menyangkut kesejahteraan masyarakat di semua negara, tujuan mulia perdamaian dan pembangunan dunia, dan masa depan umat manusia.”

         — Makalah Konsep Inisiatif Keamanan Global/ The Global Security Initiative (GSI) Concept Paper

Dunia saat ini tidak damai. Tema era perdamaian dan pembangunan menghadapi tantangan yang serius. Situasi keamanan global telah menjadi lebih kompleks dan tidak stabil seiring dengan perubahan yang terjadi di abad ini. Di satu sisi, titik-titik rawan keamanan regional terus berkobar, dan masalah keamanan tradisional dan non-tradisional saling terkait secara kompleks. Ancaman unilateralisme, hegemonisme, dan politik kekuasaan terus meningkat, dan risiko dunia terpecah belah secara artifisial dan mengarah pada konfrontasi semakin dekat dengan kita. Di sisi lain, defisit dalam sistem tata kelola keamanan global telah meningkat, terkait dengan defisit perdamaian dan defisit pembangunan global. Semakin sulit bagi negara-negara di seluruh dunia untuk menyimbangkan perdamaian dan pembangunan yang tidak optimis.

Pada titik kritis ketika masyarakat manusia menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dunia sekali lagi berada di persimpangan jalan dalam sejarah, Presiden Xi Jinping, sebagai pemimpin yang memimpin negara yang besar, dengan kebijaksanaan yang luar biasa dan pemikiran yang mendalam, telah mengusulkan Inisiatif Keamanan Global (the Global Security Initiative, GSI), solusi Tiongkok untuk defisit keamanan global, yang mematuhi konsep keamanan yang bersama, komprehensif, kooperatif dan berkelanjutan, untuk membangun komunitas keamanan sebagai tujuan jangka panjang, dan untuk menyerukan jalur keamanan baru dialog daripada konfrontasi, kemitraan daripada aliansi, dan saling menguntungkan daripada keamanan zero-sum. Inisiatif ini menujukkan esensi inti dari konsep Komunitas Senasib Sepenanggungan bagi umat manusia, dan telah dipuji dan didukung secara luas dan aktif oleh masyarakat internasional.

Tiongkok adalah penggagas GSI dan aktivis dalam menjaga perdamaian dan ketenangan dunia. Pada ulang tahun pertama GSI, Tiongkok secara resmi merilis Makalah Konsep GSI, yang menjelaskan lebih lanjut tentang konsep dan prinsip inti, prioritas kerja sama, platform dan mekanisme kerja sama, memberikan pemikiran yang lebih sistematis dan langkah yang lebih layak untuk memecahkan masalah keamanan global, dan sekali lagi menunjukkan keyakinan dan tekad kuat Tiongkok untuk menjaga keamanan global.

Makalah Konsep GSI lebih lanjut menjelaskan konsep dan prinsip inti GSI yang akan dikomitmen: visi keamanan bersama, komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan memberikan panduan konseptual; menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara merupakan premis dasar; mematuhi tujuan dan prinsip Piagam PBB merupakan tolok ukur utama; menangani masalah keamanan yang sah dari semua negara secara serius merupakan prinsip penting, menyelesaikan perbedaan dan perselisihan secara damai antar negara melalui dialog dan konsultasi adalah pilihan yang harus diambil; dan menjaga keamanan di ranah tradisional dan non-tradisional merupakan persyaratan yang melekat. Keenam komitmen tersebut saling terkait dan saling menguatkan, dan merupakan satu kesatuan dialektis yang utuh, yang akan memberikan panduan konseptual yang benar dan efektif untuk mendorong reformasi sistem tata kelola keamanan global, memecahkan dilema keamanan manusia, serta mendorong pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Makalah Konsep GSI juga mencantumkan 20 Prioritas kerja sama dan 5 mekanisme platform dan mekanisme kerja sama, yang jelas-jelas berorientasi pada tindakan: tegas mendukung peran sentral PBB dalam tata kelola keamanan, dan bersama-sama mempraktekkan multilateralisme yang tulus; mempromosikan koordinasi dan interaksi yang baik di antara negara-negara besar, mencari kesamaan dengan tetap menghargai perbedaan, dan mengelola perbedaan; berpegang teguh pada arahan umum untuk memfasilitasi perundingan perdamaian, memajukan cara dialog dalam penyelesaian isu-isu titik api secara damai; menangani tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional dengan cara yang terkoordinasi,  dan bersama-sama meningkatkan sistem tata kelola keamanan global serta peningkatan kapasitas; menyimbangkan pembangunan dan keamanan, mempromosikan keamanan berkelanjutan melalui pembangunan berkelanjutan.

Makalah Konsep GSI secara khusus menunjukkan bahwa, "Mendukung dan meningkatkan mekanisme dan arsitektur kerja sama keamanan regional yang berpusat pada ASEAN, dan mematuhi cara ASEAN dalam membangun konsensus dan mengakomodasi tingkat kenyamanan satu sama lain untuk lebih memperkuat dialog dan kerja sama keamanan di antara negara-negara kawasan.” Saat ini, kawasan Asia-Pasifik, khususnya Asia Timur, telah menjadi dataran tinggi pembangunan yang paling dinamis dan potensial di dunia. Perdamaian dan stabilitas secara keseluruhan sulit diraih dan tidak dapat dirusakkan. Oleh karena itu, berangkat dari kesejahteraan bersama dan kepentingan jangka panjang negara-negara dan masyarakat di kawasan ini, Tiongkok selalu dengan tegas menentang upaya negara-negara tertentu untuk menggunakan apa yang disebut strategi "Indo-Pasifik" untuk memecah kawasan ini dan menciptakan konfrontasi, serta mencoba menyusun "NATO versi Asia-Pasifik" melalui aliansi militer.

Kawasan Asia-Pasifik adalah landasan bersama bagi Tiongkok dan negara-negara lain di kawasan. Masyarakat dari semua negara masih mengingat konflik dan konfrontasi yang didominasi oleh hegemoni, dan suaranya untuk harmoni dan kerja sama yang saling menguntungkan semakin kuat. Sebagai anggota penting di kawasan Asia-Pasifik, Tiongkok akan terus mendasarkan diri pada Asia-Pasifik dan memberi manfaat bagi Asia-Pasifik, selalu mendukung sentralitas ASEAN dalam struktur regional, dan dengan tegas membela perdamaian dan kemakmuran abadi di kawasan Asia-Pasifik dengan tindakan nyata.

Belakangan ini, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qin Gang, dalam penjelasan publiknya tentang GSI menunjukkan bahwa, "Keamanan adalah hak semua negara di dunia. Itu bukan hak eksklusif beberapa negara tertentu, apalagi jika diputuskan oleh masing-masing negara. GSI bermaksud untuk melayani kepentingan masyarakat internasional dan melindungi ketenangan masyarakat internasional. Kemajuannya membutuhkan persatuan dan kerja sama masyarakat internasional." Sebagai mitra strategis yang komprehensif, Tiongkok dan Indonesia merupakan negara penting di kawasan Asia Pasifik dan bersama-sama mengemban misi penting untuk menjaga perdamaian dan keamanan kawansan. Oleh karena itu, kita harus terus memperkuat rasa saling percaya dan kerja sama. Tahun ini bertepatan dengan keketuaan Indonesia pada ASEAN. Tiongkok bersedia secara aktif mendukung Indonesia dalam menunaikan tugasnya dan memainkan perannya dalam isu-isu tentang pembangunan kawasan, kerja sama, keamanan, dan lain-lain yang sejalan dengan harapan semua pihak.

Singkatnya, Tiongkok bersedia bekerja sama dengan Indonesia, ASEAN, serta negara-negara lain di kawasan ini untuk mengatasi berbagai risiko dan tantangan dengan baik sesuai dengan prinsip dan konsep yang diusulkan oleh GSI, dan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mendorong keamanan dan pembangunan di kawasan ini dan dunia.