Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa menyatakan, hubungan RI dengan Tiongkok saat ini berada pada kondisi terbaik sepanjang sejarah, hubungan bilateral ini lebih kukuh dan erat daripada masa yang lalu. Marty menyatakan hal itu kemarin (9/10) dalam Seminar Perkembangan Hubungan Masa Depan Tiongkok-RI.

Dalam pidatonya di depan seminar yang diselenggarakan Pusat Penelitian Indonesia-Tiongkok, Marty mengatakan, sebagai negara besar di Asia Tenggara, Indonesia dan Tiongkok memiliki kepentingan bersama, maka harus meningkatkan kerja sama dan bersama-sama memelihara perdamaian dan stabilitas regional.

Bertepatan dengan genap satu tahun pembinaan hubungan kemitraan strategis menyeluruh Tiongkok-RI dan menjelang pembentukan pemerintah baru Indonesia, sejumlah pejabat dan pakar dari Indonesia, Tiongkok, Sekretariat ASEAN dan negara-negara anggota ASEAN beramai-ramai bertukar pendapat mengenai situasi Asia-Pasifik maupun internasional dalam seminar kemarin.

Pakar Tiongkok berpendapat, hubungan bilateral Tiongkok-Indonesia memiliki keistimewaan sendiri, ke depan, kedua negara hendaknya meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam masalah regional maupun internasional.

Pakar Indonesia berpendapat, konsep "Jalur Sutra Laut Abad ke-21" yang dianjurkan Presiden Tiongkok Xi Jinping justru menghampiri dengan pandangan pembangunan "Jalan Bebas Hambatan Laut" dan "Pembangunan Negara Laut Kuat" yang dianjurkan Penjabat Presiden RI Jokowi. Diharapkannya kedua negara dapat meningkatkan kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur, investasi, energi, pertambangan dan perikanan, demi menyejahterakan rakyat kedua negara.