Pendidikan Bahasa Mandarin Jadi Jembatan Komunikasi Kebudayaan RI-Tiongkok

2015-04-03 23:00

Guru Sekolah Menengah Huaqiao Guangdong, Ye Dajian tak lama lagi akan berangkat ke Indonesia untuk mengajarkan bahasa Mandarin di sebuah sekolah di kota Surabaya, Jawa Timur. Ini adalah kedua kalinya Ye Dajian dikirim ke Indonesia sebagai guru bahasa Mandarin. Sebelumnya ia pernah bertugas sebagai guru bahasa Mandarin selama satu tahun di sekolah yang sama. Menjawab pertanyaan kenapa ia sekali lagi memohon menjadi guru bahasa Mandarin ke Indonesia, Ye Dajian mengatakan bahwa ia tujuannya adalah untuk memenuhi komitmennya. Saat ia meninggalkan Surabaya, Ye berjanji kepada anak asuhannya ia pasti akan pulang.

Sama seperti Ye Dajian, saat ini di sekolah-sekolah Indonesia masih banyak guru lainnya yang berasal dari Daratan Tiongkok. Zhang Minghua adalah salah satu di antaranya. Zhang mengajarkan bahasa Mandarin selama sepuluh bulan di sebuah sekolah di kota Magelang, Jawa Tengah. Dua bulan kemudian ia akan kembali ke kota Zhuhai tempat ia bekerja.

Zhang Minghua mengatakan, saat ia mengambil Keputusan untuk menjadi guru bahasa Mandarin, anak perempuannya sudah berusia 8 tahun dan duduk di bangku kedua SD. Zhang berharap anaknya bisa menjadi lebih independen selama satu tahun ia bekerja di Indonesia.

Menurut statistik Kantor Urusan Perantau Tionghoa di bawah Pemerintah Provinsi Guangdong, pihaknya telah mengirim 823 guru ke luar negeri untuk mengajarkan mata kuliah bahasa Mandarin sejak tahun 2004.

Menurut keterangan Zhang Minghua, Indonesia membuka kuliah bahasa Mandarin sejak tahun 2000. Karena perbedaan antara bahasa Indonesia dan Tionghoa, maka Zhang tahu benar bahwa mengajarkan bahasa Mandarin di Indonesia merupakan tugas yang cukup berat.

Saat ini Indonesia juga mengirim tenaga gurunya ke Tiongkok untuk melanjutkan studinya di bidang pengajaran bahasa Mandarin. Sejak tahun 2004, Provinsi Guangdong telah menyelenggarakan 11 kali kursus pelatihan guru bahasa Mandarin. Total 747 guru tamat dari kursus tersebut. Tidak sedikit di antaranya adalah guru dari negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Mereka kini telah menjadi soko guru dalam pengajaran bahasa Mandarin di Indonesia dan memperoleh pujian merata masyarakat.