Xi Jinping Hadiri Upacara Pembukaan COP21 di Paris

2015-12-02 11:00

Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pidato dalam upacara pembukaan Konferensi Perubahan Iklim (COP21) di Paris, Prancis kemarin (30/11). Xi Jinping menekankan berbagai pihak hendaknya menunjukkan ketulusan dan tekad yang kokoh untuk bersama-sama menyusun mekanisme yang adil dan efektif dalam menghadapi perubahan iklim global. Tujuannya adalah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan global di level yang lebih tinggi dan membina hubungan antar negara yang saling menguntungkan.

 

Dalam pidatonya yang berjudul "Membangun Mekanisme Penanganan Perubahan Iklim Yang Kooperatif, Menang Bersama dan Adil", Xi Jinping mengutip perkataan Victor Hugo, seorang pengarang terkenal Prancis bahwa "tekad terkuat akan menghasilkan kecerdasan terbesar" untuk menyatakan harapannya terhadap Konferensi Perubahan Iklim Paris. Ia mengatakan, kesepakatan yang sukses di samping harus mampu menyelesaikan masalah yang ada saat ini, juga harus mampu menjangkau masa depan.

Xi Jinping mengatakan: "Kesepakatan Paris hendaknya mengintensifkan aksi global untuk menangani perubahan iklim pasca tahun 2020, sekaligus memberikan daya pendorong bagi pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia."

Sebutan lengkap COP21 adalah Konferensi Para Pihak ke-21 Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB (UNFCCC), sekaligus Konferensi Para Pihak Penandatangan ke-11 Protokol Kyodo. COP21 berlangsung di Paris pada 30 November hingga 11 Desember. Dalam konferensi kali ini akan diadakan perundingan tentang Kesepakatan Paris sebagai mekanisme penanganan perubahan iklim pasca tahun 2020. Kesepakatan Paris akan mempunyai arti penting dalam proses multilateral penanganan perubahan iklim global.

Xi Jinping dalam pidatonya menunjukkan bahwa negara maju dan negara berkembang memiliki tanggung jawab sejarah yang berbeda. Mereka juga memiliki kemampuan yang berbeda karena berada dalam tahap perkembangan yang berbeda. Akan tetapi baik negara maju maupun negara berkembang harus menaati prinsip "kebersamaan dengan tanggung jawab berbeda" (common but differentiated) dan berusaha menemukan solusi yang sesuai dengan keadaan negeri masing-masing.

Xi Jinping menekankan, Konferensi Iklim Paris bukanlah titik akhir, melainkan merupakan sebuah titik tolak yang baru. Tiongkok selama ini adalah partisipan yang aktif dalam penanganan perubahan iklim. Tiongkok sekarang adalah negara terbesar dalam bidang penghematan energi dan pemanfaatan energi baru, termasuk energi terbarukan. Ke depan Tiongkok akan menjadikan pelestarian ekosistem sebagai salah satu isi penting dalam rencana pembangunan lima tahun ke-13, mengoptimalkan struktur industri melalui inovasi teknologi dan inovasi mekanisme dengan berlandaskan pedoman pembangunan yang mengutamakan inovasi, green Development, keterbukaan dan pembagian hasil secara merata. Tiongkok akan berusaha membangun sistem energi yang rendah karbon, mengembangkan infrastruktur dan perhubungan lalu lintas yang hijau dan membentuk pasar transaksi emisi karbon dioksida tingkat nasional. Tujuannya adalah untuk mewujudkan perkembangan selaras antara manusia dan alam.

Xi Jinping akhirnya menegaskan, penanganan perubahan iklim adalah tugas bersama bagi seluruh umat manusia. Ia mengimbau seluruh masyarakat berupaya bersama untuk memberikan kontribusinya demi pembentukan mekanisme penanganan perubahan iklim yang efektif, mewujudkan pembangunan berkelanjutan di level yang lebih tinggi serta pembinaan hubungan antar negara yang bekerja sama dan saling menguntungkan.

COP21 di Paris dihadiri para pemimpin dari 150 negara. Para peserta menyatakan niatnya untuk mencapai kesepakatan yang menyeluruh, seimbang, kuat dan berdaya ikat hukum. Untuk itu, berbagai negara harus meningkatkan investasi di bidang energi bersih dan sektor ekonomi yang rendah karbon dioksida serta menyusun rencana pengurangan emisi karbon dioksida yang ambisius untuk meredakan perubahan iklim global.