Fu Tian Dan Sepeda Motornya

2009-03-31 22:00

 

Anda pasti pernah melihat sepeda motor merek Harley Davidson yang beratnya 300 kg, namun anda mungkin belum pernah melihat sepeda motor besar dengan bahan baja padat seberat 230 kilogram, Fu Tian telah membuat beberapa sepeda motor seperti itu.

Fu Tian adalah keturunan orang Tiongkok dan Jepang, ayahnya adalah warga Yantai, Provinsi Shandong Tiongkok timur, sedangkan ibunya adalah warga Jepang. Kesannya yang mendalam ketika masih kecil adalah pengalaman belajar di SD Perantau Tionghoa di Jepang. Pada tahun 1970-an, buku pelajaran semuanya sama dengan yang diajarkan di Tiongkok, dalam mata kuliah sejarah para siswa dipelajari harus menggulingkan imperialisme Jepang. Bahasa Mandarinnya sampai sekarang masih lancar, hanya kadang-kadang suka memperpanjang lavalnya.

 

Ketika kuliah di universitas, Fu Tian mengambil jurusan seni pahat dan seni ukir, sementara juga kegila-gilaan akan sepeda motor. Ini mendorongnya menggunakan banyak kreasi dalam perombakan sepeda motor. Banyak temannya meminta dia merancang bentuk sepeda motor sehingga Fu Tian kerap meraih banyak hadiah dalam kompetisi perombakan sepeda motor.

 

Kemudian, Fu Tian membuat banyak ukiran sepeda motor dari keramik, namun pada akhirnya menemukan baja adalah bahan yang paling cocok untuk memanifestasikan daya pikat sepeda motor. Dalam keadaan biasa, karyanya adalah las-lasan dari beberapa pelat baja, semuanya berupa potongan besi yang kuat dan awet. Apakah Anda dapat menebak berapa beratnya satu buah roda belakang sepeda motor saja? 48 kg beratnya!

Fu Tian susul-menyusul membuat 3 buah sepeda motor, di antaranya yang paling memuaskan adalah sebuah sepeda motor yang stangnya hiperbol, mirip dengan sepeda motor merek Harley Davidson. Itu bukannya reproduksi sepeda motor tertentu, melainkan sebuah karya fantasi akhir seorang fans kawakan sepeda motor dan memusatkan unsur dalam jumlah besar. Fu Tian mengatakan, kalau sebagai seorang fans sepeda motor, pasti akan sangat sensitif terhadap banyak unsur di dalam karyanya, begitu melihat segera dapat mengetahui asal-muasalnya.

"Pembuatan sepeda motor tersebut memakan waktu sekitar 3 bulan", tutur Fu Tian. Pada bulan pertama, ia sangat bersemangat, tapi setelah itu muncul periode letih dan merasakan dirinya menjadi pekerja badan berat dari pada disebut sebagai seniman. Pekerjaannya setiap hari ialah memindahkan barang-barang dari sini ke sana, menggembleng pelat baja berdasarkan rencana yang ditetapkan, sehingga lengannya semakin kekar. Karya ukiran hendaknya cantik, ruang yang disisakan juga harus elok, seperti menyisihkan kekosongan dalam kaligrafi. Pada waktu karya yang dibuat hampir selesai, semangat Fu Tian hampir runtuh, mungkin karena karya tersebut terlihat setiap hari dan merasa letih menilai keindahannya. Setelah pekerjaannya rampung, ia menutupi sepeda motor tersebut dengan sepotong kain, pada pokoknya enggan melihat pula. Ketika ia memamerkan karyanya kepada satu teman sebulan kemudian, pada saat sekejap menyingkap kain yang menutupi sepeda motor, air matanya hampir mengalir keluar karena sangat terkesan atas jerih payahnya dan mungkin juga karena mengingat banting tulang selama 3 bulan itu.

Fu Tian datang ke Tiongkok pada tahun 2001, sumber pendapatannya di Jepang mengandalkan perancangan ukiran di udara terbuka. Setelah datang di Tiongkok, pekerjaannya ialah membuat barang yang disukai, tapi tidak memperoleh pendapatan yang banyak. Sebagai seorang seniman, Fu Tian tidak suka hidup di dalam sebuah masyarakat yang sangat teratur. Ia lebih menyukai umum memancarkan daya kreatif serta kekacauan yang dibawanya dalam perkembangan pesat sebuah masyarakat yang belum mulai berbudaya. Pandangannya ialah lebih baik lingkungan terdapat sedikit "bau busuk" daripada "cemplang".

Sepeda motor bertipe Harley Davidson yang dibuatnya itu telah dibiarkan di Beijing selama 2 tahun dan banyak berkarat, Fu Tian mengatakan, karatannya jangan digosok hilang. Ia ingin mengangkut sepeda motor yang berkarat dari Beijing ke Jepang, melalui pemrosesan panas, sepeda motor itu pasti akan menjadi kendaraan berwarna hitam yang tak dapat dilukiskan.